
Sore itu di rumahku hanya ada 2 adikku yang paling kecil, sekitar pukul 16.30 WIB, hujan menjadi semakin deras dan
awan hitam seperti mengepung desa kami, tidak berapa lama kemudian kondisi di luar rumah semakin gaduh, gemuruh suara angin, disertai gelegar halilintar. Semakin lama suara gemuruh angin semakin menjadi-jadi, disusul suara takbir saling barsahutan dari pengeras suara mushollah-musholah serta masjid. Sebagian besar warga panik karena angin yang begitu kuatnya menerbangkan atap-atap rumah mereka, menumbangkan pepohonan bahkan merobohkan rumah mereka. Sebagian tetanggaku yang panik berhamburan keluar dari rumah mencari perlindungan ke tempat yang aman, mereka hendak pergi ke masjid untuk berlindung, namun justru masjidlah yang mengalami kerusakan yang cukup parah diterjang angin. Ditengah kebingungan mereka melihat rumahku yang terlatak tidak jauh dari masjid, terlihat cukup aman untuk berlindung, sehingga sekitar 20 orang tetanggaku berteduh di emperan depan rumahku yang sebenarnya tidak terlalu luas. Seketika rumahkupun menjadi gaduh dan penuh dengan gema takbir warga yang panik.
awan hitam seperti mengepung desa kami, tidak berapa lama kemudian kondisi di luar rumah semakin gaduh, gemuruh suara angin, disertai gelegar halilintar. Semakin lama suara gemuruh angin semakin menjadi-jadi, disusul suara takbir saling barsahutan dari pengeras suara mushollah-musholah serta masjid. Sebagian besar warga panik karena angin yang begitu kuatnya menerbangkan atap-atap rumah mereka, menumbangkan pepohonan bahkan merobohkan rumah mereka. Sebagian tetanggaku yang panik berhamburan keluar dari rumah mencari perlindungan ke tempat yang aman, mereka hendak pergi ke masjid untuk berlindung, namun justru masjidlah yang mengalami kerusakan yang cukup parah diterjang angin. Ditengah kebingungan mereka melihat rumahku yang terlatak tidak jauh dari masjid, terlihat cukup aman untuk berlindung, sehingga sekitar 20 orang tetanggaku berteduh di emperan depan rumahku yang sebenarnya tidak terlalu luas. Seketika rumahkupun menjadi gaduh dan penuh dengan gema takbir warga yang panik.
Bahkan saat kejadian salah seorang saudaraku, saat sedang dalam perjalanan ke pasar tegalgubug mengandarai motor harus berhenti dan bersembunyi serta berpegangan di balik motornya sambil berdo’a an beristigfar saat menyaksikan angin menerjang dan menerbangkan atap rumah dan pepohonan. Alhamdulillah dia selamat tanpa luka lecet sedikitpun.
Setelah angin mereda dan dan warga pun kembali pulang ke rumah masing-masing. Saya mendengar kabar bahwa sekitar 350 rumah rusak dan puluhan diantaranya roboh tertimpa pohon. Bahkan rumah tetangga samping rusak parah, tertimpa pohon mangga yang cukup besar. Atap rumah paman dan nenekku sekitar 80% hilang terbawa angin. Alhamdulillah rumahku hanya mengalami kerusakan sedikit, sekitar 15-20 atap di rumah bagian belakang terjatuh akibat ranting pohon yang jatuh menimpa rumah tetanggaku sedikit mengenai rumahku.
Rumah Tetangga Yang Rusak Parah |
Pemandangan Tepat di depan rumahku |
Pepohonan tumbang |
Sebagian 'view' Masjid yang rusak |
Ya Allah, berikanlah warga desa kami ketabahan dan kekuatan atas musibah yang menimpa. Semo9a ada hikmah dibalik setiap kejadian. Dan musibah seperti ini tidak akan menimpa kami lagi. Amienn,,,
Apakah ini ujian? Cobaan? Musibah? Atau Peringatan dariNYA? Wallahua’lam,,,
Apakah ini ujian? Cobaan? Musibah? Atau Peringatan dariNYA? Wallahua’lam,,,
Follow @Kang_AntonH
semoga diberi ketabahan
ReplyDeleteSemoga semua diberikan keselamatan... Nice blog dok! Thanks sudah mampir ke blog saya
ReplyDelete@dr.Adi Wiryawan: amieenn,,, iya dok, sama-sama makasih juga dah mampir d blogku,
ReplyDeletebaru belajar nulis nih dok. jadi masih berantakan blog n tulisannya.