Sunday 25 December 2011

KASUS ETIK : Pengambilan Keputusan Pada Pasien dan Informed Consent

Subyektif :
     Pasien G1P0A0 mengaku hamil 2 bulan datang dengan keluhan pendarahan dari jalan lahir sejak 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit. Awalnya darah hanya berupa bercak-bercak warna merah segar. Numun 7 jam SMRS bercak darah disertai keluarnya gumpalan merah seperti daging.
      Pasien juga mengeluh mulas-mulas. Pasien mengaku mendapat haid terakhir tanggal 18 maret 2011.  Riwayat berhubungan terakhir dengan suami 1 minggu sebelum masuk Rumah Sakit, riwayat trauma disangkal, riwayat keputihan (+) sejak 2 minggu SMRS.
      Selama ini pasien hanya satu kali berkunjung ke puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit paru, ginjal, kencing manis, darah tinggi disangkal.
Riwayat penyakit keluarga : ( - )
Riwayat Pernikahan : Pertama kali, dengan suami sekarang sudah menikah 1 tahun.
Riwayat Kontrasepsi : tidak pernah menggunakan kontrasepsi
Keterangan : Pasien datang hanya diantar oleh ibu dan kakak laki-lakinya, suami pasien sedang melaut diperkirakan baru pulang sekitar 5 hari lagi dan tidak bisa dihubungi. Sehingga saat akan dilakukan informed consent tindakan medis atas pasien terjadi kebingungan pada pasien. 

Objektif :

      Berdasarkan pemeriksaan di VK, didapatkan hasil berupa :

Pasien tampak lemah

KU : Tampak Sakit Sedang                     Kesadaran : Composmentis

Tanda Vital :

TD = 100/70 mmHg     ; P = 20x/menit   ; N = 90x/menit     ; S= 36,70C



Pemeriksaan generalis :

Kepala : rambut berwarna hitam  merata

Mata : Si -/-, Anemis -/-, RCL +/+, RCTL +/+

Cor : S1-S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)

Pulmo : SN vesikular +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Abdomen : datar, supel, Nyeri tekan (-), Bising Usus (+) normal

Ekstremitas : akral hangat +/+,  CRT  < 2’’



Status Ginekologis :

Abdomen : Tinggi fundus uteri  : dua jari di atas simfisis

Inspeculo : Flour (+), Fluxus (+), ostium uteri externa terbuka 1-2 cm, jaringan (+)

Pemeriksaan VT: vulva/vagina tak ada kelainan, portio tebal lunak, pembukaan 1-2 cm, teraba jaringan.


Assessment :
      Berdasarkan  anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien ini adalah G1P0A0 Hamil 8 Minggu dg Abortus Inkomplit.
      Berdasarkan  anamnesis didapatkan bahwa. Pasien   G1P0A0 hamil 2 bulan datang dengan keluhan pendarahan pervaginam sejak 4 hari, 7 jam SMRS bercak darah disertai keluarnya gumpalan merah seperti daging. mulas-mulas (+).
      HPHT tanggal 18 maret 2011.  Riwayat kontak sexual 1 minggu SMRS, riwayat trauma disangkal, riwayat keputihan (+) sejak 2 minggu SMRS.
Hal ini sesuai dengan definisi abortus, yaitu ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di laur kandungan. Sebagai batasan adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.
      Pada kasus ini diagnosis mengarak ke abortus inkomplit karena dari anamnesis didapatkan data :Perdarahan pada trimester pertama kehamilan, darah biasa berupa bercak-bercak, disertai dengan mulas atau nyeri pinggang dan ada riwayat keluarnya jaringan dari jalan lahir.
Dari anamnesis juga didapatkan kemungkinan penyebab abortus pada pasien yaitu keputihan. Seperti diketahui bahwa abortus pada wanita hamil bisa terjadi karena beberapa sebab diantaranya :
Faktor Janin : gangguan pertumbuhan, gangguan kromosom
Faktor Ibu : Infeksi (keputihan, infeksi kronis), serviks inkompeten, hipertiroid, diabetes melitus, defek uterus.

      Pada pemeriksaan fisik diperoleh data, tanda vital pasien masih baik. TD = 100/70 mmHg     ; P = 20x/menit   ; N = 90x/menit     ; S= 36,70C dengan sedikit penurunan tekanan darah. Status ginekologis : Abdomen : Tinggi fundus uteri  : dua jari di atas simfisis. Inspeculo : Flour (+), Fluxus (+), ostium uteri externa terbuka 1-2 cm, jaringan (+). Pemeriksaan VT: vulva/vagina tak ada kelainan, portio tebal lunak, pembukaan 1-2 cm, teraba jaringan. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Diagnosis abortus inkomplit diperkuat dengan bukti pemeriksaan fisik ditemukan flour dan fluxus, portio terbuka, dan ditemukan jaringan di jalan lahir. Jenis abortus lain dapat disingkirkan, karena pada abortus iminens, insipiens dan komplit tidak ditemukan jaringan pada jalan lahir.

Plan :
Penatalaksanaan : Pada kasus abortus penanganan utama adalah stabilisasi tanda vital atau resusitasi jika terjadi syok hipovolemik akibat perdarahan masif dan  tatalaksana yang harus dilakukan pada pasien dengan abortus inkomplit yaitu evakuasi berupa tindakan kuretase, untuk mengeluarkan sisa jaringan buah kehamilan. 
      Terapi medikamentosa yang diberikan pada pasien ini berupa antibiotika sebagai terapi profilaksis untuk mencegah terjadinya infeksi yang mungkin terjadi akibat tindakan kuretase yang dilakukan.
Selain itu diberikan juga golongan NSAID sebagai analgetik untuk mengurangi nyeri post kuretase.
      Komplikasi abortus yang dapat terjadi pada fase akut adalah perdarahan hebat yang dapat menyebabkan syok sampai kematian. Komplikasi jangka panjang umumnya berupa infeksi dan jaringan sisa dalam uterus.
      Pada kasus abortus inkomplit pada umumnya masih terjadi perdarahan aktif akibat masih terdapat sisa konsepsi di dalam uterus, sehingga perlu dilakukan tindakan medis berupa kuretase segera agar tidak sampai terjadi anemia dan syok hipovolemik.
Untuk melakukan tindakan medis, diperlukan infomed consent. 


      Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008. maka Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara lengkap mengenai tindakan  kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut.
Informasi/keterangan yang wajib diberikan sebelum suatu tindakan kedokteran dilaksanakan adalah:
1. Diagnosa yang telah ditegakkan.
2. Sifat dan luasnya tindakan yang akan dilakukan.
3. Manfaat dan urgensinya dilakukan tindakan tersebut.
4. Resiko resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi daripada tindakan kedokteran tersebut.
5. Konsekwensinya bila tidak dilakukan tindakan tersebut dan adakah alternatif cara pengobatan yang lain.
6. Biaya yang menyangkut tindakan kedokteran tersebut.
Resiko resiko yang harus diinformasikan kepada pasien yang dimintakan persetujuan tindakan kedokteran :
a. Resiko yang melekat pada tindakan kedokteran tersebut.
b. Resiko yang tidak bisa diperkirakan sebelumnya.

Seorang pasien yang berhak memutuskan tindakan medis atas dirinya adalah pasien dewasa atau bukan anak menurut peraturan perundang-undangan atau telah/pernah menikah, tidak terganggu kesadaran fisiknya, mampu berkomunikasi secara wajar, tidak mengalami kemunduran  perkembangan (retardasi) mental dan tidak mengalami penyakit mental sehingga mampu membuat keputusan secara bebas.
      Pada kasus ini pasien setelah dijelaskan mengenai kondisinya dan tindakan yang akan dilakukan terhadapnya, pasien mengalami kebingungan karena suami pasien sedang melaut diperkirakan baru pulang sekitar 5 hari lagi dan tidak bisa dihubungi, Sehingga pasien meminta kakak dan ibu kandungnya sebagai penanggung jawab atas dirinya.  Hal ini dibolehkan, jika tidak ada suami, pengambilan keputusan bisa diserahkan kepada orang tua atau kakak kandung. Sesuai  Menurut PerMenKes no 290/MenKes/Per/III/2008 dan UU no 29 th 2004 Pasal 45 serta Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran KKI tahun 2008. Pada bab 1 Mengenai Ketentuan Umum, Pasal 1 yang berisi : Keluarga terdekat adalah suami atau  istri, ayah atau ibu kandung, anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau pengampunya.
      Dalam PerMenKes no 290/Menkes/Per/III/2008 juga dijelaskan pengecualian terhadap keharusan pemberian informasi sebelum dimintakan persetujuan tindakan kedokteran adalah:
1. Dalam keadaan gawat darurat ( emergensi ), dimana dokter harus segera bertindak untuk menyelamatkan jiwa.
2. Keadaan emosi pasien yang sangat labil sehingga ia tidak bisa menghadapi situasi dirinya.
 

     Dalam memberikan informed consent ada empat prinsip etika yang mendasari:

(Justice salah satu prinsip etik kedokteran)
1. Respek terhadap otonomi (respect for autonomy)
2. Tidak menyebabkan yang buruk (non-maleficence)
3. Kemaslahatan (beneficence)
4. Keadilan (justice)

     Keempat prinsip ini bersifat “prima facie”, berarti: Suatu prinsip yang mengikat, kecuali apabila prinsip tersebut mempunyai konflik dengan prinsip lain. Apabila terdapat konflik, kita harus memilih di antara keduanya.




Selain 4 prinsip ini, sering juga ditambahkan:
5. Harga diri (dignity)
6. Kebenaran dan kejujuran (truthfulness and honesty)


Penjelasan keenam hal di atas:
1. Menghargai Otonomi
    Dalam semua proses pengambilan keputusan, dianggap bahwa keputusan yang dibuat setelah mendapatkan penjelasan itu dibuat secara sukarela dan berdasarkan pemikiran rasional. Di dalam dunia kedokteran, dokter menghargai otonomi pasien berarti bahwa  pasien mempunyai kemampuan untuk berlaku atau bertindak secara sadar dengan pengertian penuh, dan tanpa pengaruh-pengaruh yang bisa menghilangkan kebebasannya.
2. Tidak menyebabkan yang buruk (non-maleficence).
    Di dalam prinsip ini, dokter tidak boleh secara sengaja menyebabkan perburukan atau cedera pada pasien, baik akibat tindakan atau tidak dilakukannya tindakan.
3. Kemaslahatan.
    Adalah kewajiban petugas kesehatan untuk memberikan kemaslahatan, kebaikan, kegunaan bagi pasien, dan juga untuk mengambil langkah positif mencegah dan menghilangkan cedera dari pasien.
4. Keadilan.
     Keadilan di dalam pelayanan dan riset kesehatan digambarkan sebagai kesamaan hak bagi pasien-pasien dengan kondisi yang sama. Di dalam informed consent, penjelasan bagi pasien harus diberikan sampai dengan pengobatan yang mungkin saja tidak terjangkau atau tidak dilindungi pihak asuransinya.
5. Harga Diri.
    Pasien, dan dokter mempunyai hak atas harga dirinya. Sehingga dalam hubungan dokter-pasien harus saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing.
6. Kebenaran dan Kejujuran.
    Kebenaran dan kejujuran adalah suatu keharusan di dalam  hubungan dokter pasien. Informed consent diberikan kepada  pasien berdasarkan informasi yang benar dan jujur.

Data Pustaka :
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. P.T Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2009
Konsil Kedokteran Indonesia. Penyelenggaraan Praktik Kedokteran yang Baik di Indonesia. DepKes. Jakarta: 2006.
Hanafiah, M. Yusuf., Prof.Dr.SPOG & Amri Amir, Dr.SpF., 1999, Etika Kedokteran & Hukum Kesehatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Norman F, Kenneth J,dkk. Obstetrics Williams (Editor), Steven L. Clark, Katharine D. Wenstrom.  Williams Obstetrics 23rd Ed: McGraw-Hill Professional

dr.Anton Hilman
Dokter Internship Depkes di RSUD Malingping, Lebak, Banten 


KASUS MEDIS : Melena e.c. Suspect Gastritis Errosive

Subyektif : 

Pasien perempuan usia 60 tahun datang dengan keluhan buang air besar (BAB) lembek warna hitam sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). BAB lembek seperti ter, berwarna hitam, lendir (-), sebanyak 2 kali. Pasien mengeluh nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk jarum, perih dan sakit saat perut kosong.
Pasien juga mengeluh tidak nafsu makan, mual, muntah (1x, sedikit, hanya lendir keputihan) dan perut terasa kembung.
Pasien mengaku buang air kecil normal, tidak ada keluhan. Pola makan pasien tidak teratur dan jarang mengkonsumsi serat. Sejak hampir 30 tahun terahir pasien sering berobat untuk keluhan nyeri ulu hati.
Riwayat sering minum jamu dan obat sakit kepala disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Gastritis (+), penyakit paru, hepatitis, ginjal, kencing manis, darah tinggi disangkal.
Riwayat penyakit keluarga : ( - )

Objektif :
      Berdasarkan pemeriksaan , didapatkan hasil berupa :

KU : Tampak Sakit Sedang                      
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital :
TD = 110/70 mmHg     ; P = 20x/menit   ; N = 80x/menit     ; S= 36,70C

Pemeriksaan generalis :
Kepala : rambut berwarna hitam  bercampur uban
Mata : Si -/-, Anemis -/-, RCL +/+, RCTL +/+
Cor : S1-S2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Pulmo : SN vesikular +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen : lihat status lokalis.
Ekstremitas : akral hangat +/+, edema -/-, CRT  < 2’’

Status lokalis
Abdomen           
Inspeksi :  Bentuk simetris, sedikit membuncit, caput medusae (-), spider nevi (-)
Palpasi   :  Dinding perut simetris, sedikit membuncit, supel , Massa (-), Hepar/ Lien tidak teraba membesar.
Nyeri tekan (+) terutama di kuadran kiri atas (epigastrium)
Nyeri lepas (-), defans muskular (-)
Perkusi  :  Bunyi timpani , Shifting dullnes (-)
Auskultasi           :  Bising usus (+) normal

(Gambar.1. Ilustrasi Gastritis)


Assessment :
      Berdasarkan  anamnesis dan pemeriksaan fisik diagnosis pasien ini adalah Melena e.c Suspek Gastritis Erosif.
      Berdasarkan  anamnesis didapatkan bahwa pasien merupakan seorang  perempuan usia 60 tahun datang dengan keluhan buang air besar (BAB) lembek warna hitam sejak dua hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). BAB lembek seperti ter, berwarna hitam, lendir (-), sebanyak 2 kali. Pasien mengeluh nyeri ulu hati seperti ditusuk-tusuk jarum, perih dan sakit saat perut kosong. Disertai gejala anoreksia, vomitus, dan meteorismus. Dengan riwayat gastritis kronis.
     Gastritis  adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung. Secara histologis dapat dibuktikan dengan  inflamasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Gastritis merupakan gangguan yang sering terjadi dengan karakteristik adanya anorexia, rasa penuh, dan tidak enak pada epigastrium, mual, muntah. Gastritis adalah peradangan mukosa lambung, erosi mukosa lambung, atau kadang-kadang peradangan bakteri (H.pylori).
     Gejala utama pada gastritis erosif adalah nyeri abdomen quadran kiri atas. Gambaran klinis Gastritis akut erosif sangat bervariasi pada kasus yang sangat berat gejala yang sangat mencolok adalah hematemesis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah. pada sebagian besar kasus gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. keluhan itu misalnya nyeri timbul pada ulu hati, biasanya dapat ditunjuk dengan tempat lokasinya. Kadang-kadang disertai dengan mual dan muntah, anoreksia. Vomitus terjadi akibat aktivasi N.vagus, namun jarang berlanjut menjadi berat.
     Gastritis erosif dapat disebabkan oleh : Obat analgetik anti inflamasi, terutama aspirin, Bahan-bahan kimia, merokok, konsumsi alkohol, stres fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan gastritis kronis.
     Seluruh mekanisme yang menimbulkan gastritis erosif karena keadaan-keadaan klinis yang berat belum diketahui secara pasti, hal ini terjadi karena multi faktor. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan rusaknya mukosa lambung adalah : a) kerusakan mukosa barrier sehingga difusi balik ion H+ meninggi, b) perfusi mukosa lambung yang terganggu, c) jumlah asam lambung. Faktor ini saling berhubungan, misalnya stres fisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-daerah infark kecil. Di samping itu, sekresi asam lambung juga semakin meningkat.
    Aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme. Obat-obat ini dapat menghambat aktivitas Siklooksigenase mukosa, yang merupakan enzim yang penting untuk pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat. Selain itu aspirin dan obat anti inflamasi nonsteroid tertentu dapat merusak mukosa secara topikal, karena kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa. Obat-obat tersebut juga dapat menurunkan sekresi bikarbonat dan mukus oleh lambung sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
      Pada gastritis kronis, gastritis karena bahan kimia, obat, mukosa barrier rusak, menyebabkan difusi balik ion H+ meninggi. Suasana asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan mukosa barrier oleh asam lambung. Jika erosi sudah mengenai pembuluh darah maka dapat terjadi perdarahan lambung yang bermanifestasi melena atau bahkan hematemesis. Melena terjadi karena darah mengalami oksidasi oleh asam lambung sehingga darah yang keluar bersama feses berwarna hitam dan kental.
       Pada pemeriksaan fisik biasanya jarang ditemukan kelainan berarti, kecuali pada kasus yang mengalami perdarahan yang hebat, sehingga menimbulkan tanda dan gejala gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardi sampai gangguan kesadaran. Pada kasus ini hal yang mendukung diagnosis adalah temuan adanya nyeri tekan epigastrium.

Pemeriksaan yang dapat membantu Diagnostik gastritis erosive adalah :
  1. Endoskopi, khususnya gastroduodenoskopi. Hasil pemeriksaan akan ditemukan gambaran mukosa sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang bervariasi.
  2. Histopatologi, biasanya dilakukan pada kasus berat dan curiga keganasan.
  3. Radiologi dengan kontras ganda, meskipun kadang dilakukan tapi tidak begitu memberikan hasil yang memuaskan.


Plan :

Penatalaksanaan : Pengobatan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi gastritif erosif, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari, menghentikan zat atau obat yang menjadi penyebab dan pengobatan suportif dengan obat pelindung epitel lambung dan menetralisir asam lambung dengan pemberian antasida, sucralfat bismuth dikombinasi dengan obat untuk mengurangi sekresi asam lambung berupa antagonis H2 atau golongan proton pump inhibitor (PPI) sehingga mencapai pH lambung menjadi lebih basa. Penggunaan obat-obatan supportif lainnya yang dapat digunakan berupa antiemetic, dan obat hemostasis.
      Pada sebagian kecil pasien perlu dilakukan tindakan yang bersifat invasif untuk menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa. Tindakan-tindakan itu misalnya dengan endoskopi skleroterapi, embolisasi arteri Gastrika kiri, atau Gastrektomi.
     Tindakan yang diberikan pada pasien ini berupa IVFD RL 20 tetes/menit, Ranitidin 50mg (intravena), Ondansetron 4mg (intravena), Sucralfat 2 sendok makan (oral), Asam tranexamat 250mg (intravena), Vitamin K (intravena).
      Komplikasi yang timbul yaitu perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) yang semakin memberat berupa hemotemesis dan melena, berakhir dengan syock hemoragik, terjadi ulkus, jika prosesnya hebat dan dapat terjadi perforasi.
     Pencegahan utama dari gastritis adalah dengan menjaga keseimbangan zat yang ada dalam lambung misalnya dengan kurangi stress, mengatur pola makan yang teratur dan tidak mengkonsumsi obat-obatan yang berbahaya untuk lambung (OAINS: Aspiirin), merokok, alkohol, atau zat kimia lain yang dapat merusak dinding lambung. Sebaiknya dihindari makanan dengan rasa asam dan pedas.

dr.Anton Hilman
Dokter Internship Depkes di RSUD Malingping Lebak Banten


Pneumonia : Si Pembunuh Anak Yang Tak Dianggap

           Pneumonia merupakan salah satu masalah kesehatan yang utama di negara berkembang seperti Indonesia. World Health Organization (WHO) memperkirakan kejadian pneumonia di Indonesia pada balita diperkirakan antara 10-20% per tahun. Secara nasional sampai akhir tahun 2000 diperkirakan 5 per 1000 balita per tahun atau sekitar 150.000 balita pertahun, atau 12.500 korban per bulan, atau 416 kasus sehari, atau 17 anak per jam, atau seorang balita tiap lima menit. Sungguh angka kematian yang sangat tinggi, mengingat sebenarnya pneumonia dapat disembuhkan.
     
( Ilustrasi Saluran Pernafasan Anak )
          Pneumonia adalah peradangan pada paru-paru, yang disebabkan oleh berbagai macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda. Pneumonia merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian pneumonia pada balita diantaranya status gizi, status imunisasi, pemberian air susu ibu (ASI) dan faktor lingkungan tempat tinggal.

     Penularan pneumonia pada anak dapat melalui beberapa cara. Bakteri penyebab pneumonia sebenarnya mungkin bisa terdapat pada hidung dan tenggorokan anak yang kemudian terinhalasi ke paru-paru dan menyebabkan infeksi. Bakteri bisa juga menyebar di udara melalui batuk dan bersin orang yang sakit dan menyebar kepada anak yang memiliki resiko tinggi

      Waspadai jika anak anda mengalami beberapa gejala berikut: nafas cepat (takipnea) demam tinggi, dan tampak sesak nafas. Segera bawa anak anda ke dokter, karena semakin cepat diobati, pneumonia tidak akan mengusik nyawa anak anda.

      Pengobatan pneumonia pneumonia pada intinya adalah pengobatan penyebab infeksi dengan antibiotik jika penyebabnya bakteri. Dan pengobatan untuk memperbaiki kondisi fisik anak.

       Tingginya angka kematian balita akibat pneumonia sangat disayangkan, mengingat pneumonia sebenarnya bisa dicegah. Pencegahan pneumonia meliputi imunisasi lengkap, mengurangi paparan polusi pada anak, pemberian gizi yang baik pada anak, dan  pemberian ASI eksklusif 6 bulan. Sebagaimana pepatah mengatakan “ Lebih baik mencegah daripada mengobati”. Jauhkanlah anak anda dari cengkraman pneumonia dengan melakukan hal-hal di atas.

dr.Anton Hilman
(Dokter Internship DepKes di RSUD Malingping, Lebak, Banten)


Saturday 24 December 2011

Dokter ''Bertengger'' di Atap Mobil Elf

     Ada sebuah pengalaman menarik saat saya pertama kali menggunakan angkutan umum menuju ke RSUD Malingping Lebak Banten tempat saya mengabdi (internship.red).  Saat itu sekitar bulan juni 2011, Setelah mengambil cuti sejenak  dari RS untuk mencari udara segar (walaupun penuh polusi) di Jakarta, maklum di Malingping ga ada tempat refreshing selain pantai,pantai dan pantai.
     Sabtu pagi, sekitar pukul 06.00 WIB, saya mulai mandi dan bersiap2 bwat berangkat ke Malingping. Belum apa-apa, saya sudah galau ngebayangin betapa melelahkannya perjalanan ke Malingping, mirip film-film son go kong (journey to the west), arah banten dari jakarta adalah barat, Alaaahh lebay,,,?? Ga..!!! karena  sebelumnya, pas pertama kali ke malingping memang perjalanannya super duper melelahkan, bayangin aja. Jalur Jakarta Serang (TOL Merak) saat itu kondisinya lumayan rusak parah, di tambah jalur Serang - saketi - Malingping sepanjang kurang lebih 90 kilometer hamper semuanya jalan Off-Road, lobang2 besar menganga hamper sepanjang jalan,sepanjang jalan perkebunan kelapa sawit membentang, ditambah kondisi cuaca saat itu yang hujan lebat,  menambah derita perjalannan ke barat (Malingping.red). Jakarta-Malingping yang ga’ lebih dari 200km jaraknya ditempuh kurang lebih 10 jam. Subhanallah,,,
     Kembali ke topik, Meskipun galau dan badan ini terasa berat untuk melangkah kembali ke malingping, tapi tiba-tiba saya teringat wajengan Prof.MK.Tadjuddin tentang semangat pengabdian, semangat saya langsung bangkit menuju malingping lagi. Dan kali ini saya berangkat ke malingping melalui jalur rangkasbitung, bukan Serang.
      Jam 07.00, saya berangkat menuju stasiun Sudimara Jombang, Alhamdulillah lancer, 30 menit kemudian dari Sudimara saya langsung naik KRL Ekonomi jurusan serpong. Lha… dokter kok naik ekonomi? Dokter juga manusia gan.hehehe. Sebenernya sih biar bisa ngejar kereta yang ke rangkas jam 08.15. Singkatnya saya sampai di stasiun Rangkasbitung jam 10.00 WIB. Alhamdulillah perjalanan sampai sini masih lancer, aman, dan terkendali.
     Sampai di stasiun Rangkasbitung, saya langsung naik ojek ke Terminal Rangkas, Huffft kesialan sudah muali kerasa. Gara-gara lupa nego harga ojek sebelum naik, tuh abang ojek langsung nembak 10ribu, ditawar mentok 7500 rupiah. Padahal tariff normalnya “goceng” doing, rugi Bandar deh. Dan Perjalanan pun berlanjut, sesampainya di terminal saya langsung ditarik-tarik calo, makin galau lagi deh, mau pilih yang mana?wkwkwkw, maklum baru pertama kali, jadi bingung. Tiba-tiba seorang calo dengan logat sunda menawarkan “ Mau ke mana a? Pandeglang? Malingping? Cikotok?”. Langsung kujawab “Mau ke malingping bang…!!!”. Jrenggg,,, dari sinilah penderitaan di mulai.
     Saya diantarkan ke sebuah Angkutan Elf jurusan Rangkas-Cikotok, kata si abang calo, mobil ini lewat malingping. Saya percaya aja deh, biar cepet sampe. Akhirnya saya naik, ada sekitar 6 penumpang lain yang sudah menunggu di dalam mobil. Langsung mikir “ Wah kayaknya bakal cepet nih berangkatnya,udah hamper penuh penumpangnya”. Ternyata sampai 1 jam kemudian mobil yang saya naiki belum bergeser 1cm-pun dari tempat awal. Saat hati semakin galau nungguin mobil berangkat, datenglah seorang ibu membawa anak kecil naik mobil elf yang saya naiki. Akhirnya… berangkaatt….horee, teriakku dalam hati. Sekitar 3 menit elf malaju, tiba-tiba berbelok ke sebuah SPBU. Saya mikir “palingan juga bentar,isi bensin doing…”, ternyata di SPBU tersebut berbaris rapih elf-elf jurusan rangkas-cikotok ngetem menunggu penumpang. Dan mobil elf-ku pun turut mengisi jejeran antrian elf ngetem. Kondisi siang itu sangat terik dengan udara penuh debu serta polusi. Sambil menghela nafas berat saya mencoba bersabar, waktu terasa berjalan sangat lambat, dan 1,5 jam kemudian (pukul 12.30 siang) elf-ku pun berangkat. Waktu 2,5 jam kuhabiskan untuk duduk termangu dalam elf yang menunggu penumpang.
     Mobil elf melaju perlahan meninggalkan SPBU alias Stasiun Pe-ngeteman Bikin Ueneg. Jangan senang dulu, justru dari sini pengorbananku semakin berat. Dalam perjalanan satu persatu penumpang turun, ternyata sebagian besar penumpang jarak dekat, padahal perjalanan yang harus saya tempuh sekitar 60 kilometer lagi, dalam elf hanya tersisa 4 orang, Kami berempat, 3 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Di tengah perjalanan kala matahari semakin terik dan tersenyum lebar, saya beserta 3 orang penumpang lain dioper/dipindahkan ke angkutan Elf lain dengan jurusan yang sama. Padahal kondisi elf yang akan kami naiki sudah penuh sesak penumpang, bahkan ada yang bergelantungan di pintu elf. kalaupun dipaksakan Cuma 1 orang dari kami yang bias masuk, sang penumpang wanita itu pastinya. Oleh supir, kami disuruh naik di atap Elf. Whats?? Iya… Atap mobil Elf. Walau sempat protes, tapi daripada nunggu angkutan berikutnya yang kemungkinan baru lewat lagi sekitar 2 jam kemudian, saya memutuskan naik ke atap elf tersebut. Elf(2)-ku pun melaju.
      Panas terik sinar matahari siang itu langsung menyengat kulitku tanpa penghalang. Makin hitam deh kulitku kepanggang sinar matahari di atap mobil elf.  Padahal ga bawa sunblock lagi. Akhirnya saya mencari akal, bongkar-bongkar tas ransel nyari baju atau kaos buat nutupin badan dan muka biar ga kena angin dan terik matahari. Akhirnya… Henshin (Berubaaaahhh….) Jrengggg…!!!

Kostum Siap Perang di Atap Elf
Perjalanan terpanjang yang pernah kulalui, sepanjang perjalanan yang ada hanyalah jalanan berlobang, ranting-ranting pohon tiada henti hamper menghajar wajah tampanku, kabel-kabel listrik satu demi satu kuhindari dengan manuver mengelak ala kera sakti. (kan mirip journey to the west…).
Alih-alih menggerutu dan menangis karena kepanasan dan capek menghindari rintangan ranting pohon dan kabel listrik di jalan, mendingan jeprat-jepret deh. Nih hasilnya,,,

 (Foto halangan dan rintangan selama di jalan, plus pemandangan indah di kanan-kiri jalan)

Setelah sekitar 2 jam bertengger di atap mobil elf yang mengarungi ganasnya jalan saketi-malingping akhirnya sampai juga ke RSUD Malingping. Journey to the west done… yippie. Sesuatu banget yah perjuangannya. Start dari Jakarta jam 07.00 pagi sampai di malingping jam 03.15 sore hamper 9 jam perjalanan. Unforgottable moment banget.


Friday 23 December 2011

Idealisme Seorang Dokter

Saya menemukan sebuah tulisan yang menggugah mengenai idealisme seorang dokter, check this out...
(renungkan, resapi, dan amalkan...)

Rekan sejawat yang terhormat,
uconnwelcomemat.wordpress.com

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk bisa kaya raya, maka segeralah kemasi barang-barang Anda.Mungkin fakultas ekonomi lebih tepat untuk mendidik anda menjadi businessman bergelimang rupiahDaripada Anda harus mengorbankan pasien dan keluarga Anda sendiri demi mengejar kekayaan.

Jika Anda ingin menjadi dokter untuk mendapatkan kedudukan sosial tinggi di masyarakat, dipuja dan didewakan, maka silahkan kembali ke Mesir ribuan tahun yang lalu dan jadilah fir’aun di sana. Daripada Anda di sini harus menjadi arogan dan merendahkan orang lain di sekitar Anda hanya agar Anda terkesan paling berharga.
Jika Anda ingin menjadi dokter untuk memudahkan mencari jodoh atau menarik perhatian calon mertua, mungkin lebih baik Anda mencari agency selebritis yang akan mengorbitkan Anda sehingga menjadi artis pujaan para wanita. Daripada Anda bersembunyi di balik topeng klimis dan jas putih necis, sementara Anda alpa dari makna dokter yang sesungguhnya. 
Dokter tidak diciptakan untuk itu, kawan.

Memilih menjadi dokter bukan sekadar agar bisa bergaya dengan BMW keluaran terbaru, bukan sekadar bisa terihat tampan dengan jas putih kebanggaan, bukan sekadar agar para tetangga terbungkuk-bungkuk hormat melihat kita lewat.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengabdian. Mengabdi pada masyarakat yang masih akrab dengan busung lapar dan gizi buruk. Mengabdi pada masyarakat yang masih sering mengunjungi dukun ketika anaknya demam tinggi.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan empati, ketika dengan lembut kita merangkul dan menguatkan seorang bapak tua yang baru saja kehilangan anaknya karena malaria.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kemanusiaan, ketika kita tergerak mengabdikan diri dalam tim medis penanggulangan bencana dengan bayaran cuma-cuma.

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan kepedulian, saat kita terpaku dalam sujud-sujud panjang, mendoakan kesembuhan dan kebahagiaan pasien-pasien kita.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan berbagi, ketika seorang tukang becak menangis di depan kita karena tidak punya uang untuk membayar biaya rumah sakit anaknya yang terkena demam berdarah. Lalu dengan senyum terindah yang pernah disaksikan dunia, kita menepuk bahunya dan berkata, “jangan menangis lagi, pak, Insya Allah saya bantu pembayarannya.”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan kasih sayang, ketika dengan sepenuh cinta kita mengusap lembut rambut seorang anak dengan leukemia dan berbisik lembut di telinganya,”dik, mau diceritain dongeng nggak sama oom dokter?”

Memilih jalan menjadi dokter adalah memilih jalan ketegasan, ketika sebuah perusahaan farmasi menjanjikan komisi besar untuk target penjualan obat-obatnya, lalu dengan tetap tersenyum kita mantap berkata, “maaf, saya tidak mungkin mengkhianati pasien dan hati nurani saya”

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan pengorbanan, saat tengah malam tetangga dari kampung sebelah dengan panik mengetuk pintu rumah kita karena anaknya demam dan kejang-kejang. Lalu dengan ikhlas kita beranjak meninggalkan hangatnya peraduan menembus pekat dan dinginnya malam.

Memilih menjadi dokter adalah memilih jalan terjal lagi mendaki untuk meraih cita-cita kita. Bukan, bukan kekayaan atau penghormatan manusia yang kita cari. Tapi ridha Allah lah yang senantiasa kita perjuangkan.
Yah, memilih menjadi dokter adalah memilih jalan menuju surga, tempat di mana dokter sudah tidak lagi perlu ada…

NB :Ini bukan provokasi untuk menjadi dokter miskin, bukan juga mengatakan bahwa dokter tidak perlu penghormatan atau hal-hal duniawi lainnya. Tulisan ini hanya sekadar sebuah nasihat untuk diri sendiri dan rekan sejawat semua untuk meluruskan kembali niat kita dalam menjadi seorang dokter. Karena setiap amalan tergantung pada niatnya. Silakan menjadi kaya, silakan menjadi terhormat, asal jangan itu yang menjadi tujuan kita. Dokter terlalu rendah jika diniatkan hanya untuk keuntungan duniawi semata. Mungkin akan sangat susah untuk menggenggam erat idealisme ini nantinya. Namun saya yakin, jika ada kemauan yang kuat dan niat yang tepat, idealisme ini akan terbawa sampai mati. Walaupun harus sendirian dalam memperjuangkannya, walaupun banyak yang mencemooh dan merendahkan. Saya yakin, Allah tidak akan pernah salah menilai setiap usaha dan perjuangan hamba-hamba-Nya. Tidak akan pernah.

Sumber  (http://muslim5bandung.wordpress.com/2010/09/18/kepada-dokter-dokter-muslim-masa-depan/)


Sebuah PUISI untuk KoAs (Dokter Muda)

      Sebuah puisi yang iseng saya buat, saat masih menjalani kepaniteraan klinik, sekitar tahun 2009. Puisi ini saya buat pada saat saya sedang terpuruk dalam dunia perkosaan, upss salah..!! per-koas-an. Puisi ini saya buat untuk menyemangati diri saya, agar saya bangkit dari segala keterpurukan, dan menjalani sisa-sisa masa per-koass-an dengan penuh semangat. Padahal sih ga bangett puisinya....
    Tapi semoga saja puisi ini juga bisa membangkitkan gairah TS (teman sejawat) junior, yang sedang berjibaku menjalani derita dunia kepaniteraan klinik. Semangat kawan...!!!

Beginilah bunyinya,,,, :

(http://t1.gstatic.com/images?q=tbn:)

Wahai Calon dokter sejati..

Hari demi hari kita lewati..
stase demi stase tlah kita lalui..
konsulen killer jangan kau takuti..
ujian demi ujian tlah kita jalani..


tapi...
masih banyak bukit yg harus kita daki..
masih banyak hujan badai menanti..
masih banyak duri yang kan menancap di kaki...

tapi..
semangat kita takkan pernah mati..
semua itu harus kita lewati...
karena kita koas sejati..!!!
akan terus berjuang menggapai cita yang suci..


TETAP SEMANGAT BWAT SMUA TEMAN2 SEJAWATKU...
SALAM PERJUANGAN.!!!
(Yang penting Nulis Thats It,,,!!!)


Cerita Imut dibalik Namaku

Ilustrasi Lucunya saya waktu bayi
     Detail kisah ini terungkap secara tidak sengaja, saat saya bersama Mama, Papa, Dan Adik-adik saya dalam perjalanan ke suatu tempat. Setelah 23 tahun, saya baru mengetahui secara terperinci, bagaimana asal-usul kelahiran Dan sesuatu yang  besar di balik nama saya “Anton Hilman”, karena selama ini saya hanya tahu, telah lahir bayi laki-laki, BB 2800gr, panjang badan 49cm, sehat tanpa cacat bawaan pada tanggal 25 April 1988. Dan diberi nama Anton Hilman.

      Alkisah sekitar pertengahan tahun 1987, Ibunda tercinta sudah mulai mengandung anaknya yang ke dua, Its Me..!! tidak ada yang spesial saat beliau mengandungku. Tetapi saat itu sedang booming seorang penyiar yang membawakan edukasi tentang bahasa inggris di stasiun TVRI, pada zaman itu satu-satunya stasiun TV yang paling gampang diakses cuma TVRI, jadi bisa dijamin orang-orang yang hidup di era 80an pasti tahu sosok “Prof. Dr. Anton Hilman“ seorang penyiar TVRI yang mendunia. Ini terbukti semenjak saya SMA setiap mulai memasuki tahun ajaran baru, sesi perkenalan dengan guru-guru, selalu saja ada komentar “Anton Hilman...?? itu bukannya penyiar bahasa inggris di TVRI dulu ya?” bahkan sampai setiap saat saya begranti stese/kepaniteraan klinik, entah berapa puluh dokter konsulen saya yang menanyakan pertanyaan serupa.

     Sebuah nama adalah do’a, itulah yang menjadi dasar Ibuku memberiku nama Anton Hilman, tetapi do’a itu bukan hanya  secara harfiah dari namanya saja juga dari cerita Dan harapan yang menyertainya. Ibuku begitu terkesima dengan sosok penyiar bahasa inggris TVRI itu, seorang profesor yang tampak cerdas dan berwibawa, Dan keahliannya dalam bahasa inggris yang saat itu masih “wah...!!!” sehingga ibuku berjanji apabila anak yang dikandungnya laki-laki, akan diberi nama sesuai nama mas-mas yang di TV itu, diharapkan anaknya dapat memiliki hal yang baik seperti tokoh yang dikaguminya. Walaupun sebenarnya belakangan ini saya mencari dari berbagai sumber, “Apa sih arti yang sesungguhnya dari nama Anton Hilman..?”. Akhirnya ku menemukannya, ternyata Anton berasal dari bahasa yunani, yang memiliki arti “Precious, prcieless = berharga, tak ternilai” Dan Hilman berasal dari bahasa arab, yang berarti orang yang bijaksana. Nama Anton Hilman memiliki arti seorang yang bijaksana dan berharga, Subhanallah... ternyata namaku memiliki arti yang istimewa. Semo9a do’a Ibuku di balik arti nama dan cerita namaku menjadi nyata, sehingga aku bisa menjadi insan yang bijaksana, berharga , Dan cerdas serta berwibawa seperti tokoh dibalik namaku. Ada yang tertarik memberi nama anaknya Anton Hilman suatu saat nanti..??

Berhubung waktunya sarapan, nanti dilanjut lagi,,,

Cerita kelahiran seorang dokter yang lahir post-mature (48 minggu) di tangan seorang paraji,,,!!!

Stroke adalah Serangan Otak Gawat Darurat

Stroke   Stroke adalah Serangan Otak Gawat Darurat    ( Ilustrasi Stroke : https://theheartysoul.com/signs-of-strokes-in-women/) ...

POSTINGAN LAINNYA